Cerita Sex : Nikmatnya Mbak Dewita

Cerita ini merupakan pengalaman pribadi yang sangat berkesan sekali bagi aku. Kisah ini terjadi beberapa tahun yang lalu. Awalnya bermula pada pertengahan masa-masa kuliah aku di sebuah Perguruan Tinggi ternama di Jakarta. Bukan apa, selama ini entah kenapa selalu timbul rasa penasaran dalam diri aku untuk ingin mengungkapkan semua yang pernah terjadi pada diri aku. Secara kebetulan aku bertemu dengan seorang teman sekerja dan menyarankan untuk menceritakan kembali pengalaman aku ini. Terus terang aku baru tahu ada site semacam ini di Internet. 


aku sangat tertarik dan ingin membagi cerita pada seluruh pembaca. Tentang kenyataan yang ada dan mungkin sering terjadi disekeliling kita. Kelebihan dan kekurangan dari isi cerita ini adalah menurut yang aku alami. Terserah apapun tanggapan dari para pembaca. Dan ucapan terima kasih aku kepada 17thn bila cerita sederhana ini dimuat. Sebutlah nama aku Fandy tetapi teman-teman biasa memanggil aku Andy saja. 

aku mengenal sex bisa dikatakan belum terlalu lama juga. Baru mulai semester 3 semasa duduk dibangku kuliah dulu (saat itu usia aku baru 20 tahun). Kali pertama keperjakaan aku terenggut oleh mbak Dewita (salah seorang karyawati XXX di kampus yang sempat menjadi kekasih aku selama kurang lebih 2 tahun). Semenjak itu sex bagi aku seolah sudah menjadi salah satu kebutuhan utama sehari-hari. aku seolah terjebak dengan keindahan fantasi kenikmatan surgawi yang mbak Dewita berikan dan ajarkan kepada aku. 

Hubungan aku dengan mbak Dewita bisa dibilang lumayan lama juga, dan malahan sampai beberapa kali membuahkan kehamilan. Meski begitu mbak Dewita selalu saja menggugurkannya. Hal ini terjadi berulang sampai lima kali. Gila memang, tetapi entah kenapa mbak Dewita justru sangat menikmati hasil perbuatan aku selama hampir kurang lebih 2 tahun hubungan asmara kami itu berlangsung. aku tidak tahu apakah itu termasuk suatu penyimpangan perilaku atau bukan. Yang jelas setiap kali terjadi kehamilan dengan bangga ia memberitahukannya kepada aku dan mengatakan bahwa aku adalah pria paling hebat yang pernah dikenalnya. 

Bagi aku sendiripun mbak Dewita adalah segala-galanya. Meski secara fisik ia lebih tua hampir 5 tahun dibanding usiaku, namun itu tidak menjadi beban dan halangan bagi aku untuk mengasihi dan menyayanginya sebagai layaknya seorang kekasih. Kuakui aku bukanlah pria pertama dalam kehidupan cintanya, tetapi itu bukan masalah karena aku sangat mencintainya. Memang meski secara resmi kami belum menikah namun untuk masalah sex kami sudah melakukannya sebulan semenjak pertama kali saling berkenalan. Bercinta dengannya seakan tak pernah bosan. 

Sex menurutnya adalah suatu keindahan yang setiap saat harus bisa dinikmati. Ibarat nasi, 2 atau 3 hari saja rutinitas intim itu tertunda pasti keesokan harinya mbak Dewita langsung uring-uringan tanpa alasan yang jelas. Kalau sudah demikian hanya ada satu obat paling manjur untuk mengatasinya. Meredamnya dengan buaian-buaian kenikmatan surgawi. Menurutnya aku adalah pria yang paling berharga dan paling menggairahkan dalam hidupnya. Saat itu sudah begitu besar keyakinan dan perasaan cinta aku terhadapnya dan kukira begitu pula sebaliknya. Dan tak pernah terlintas sekalipun di benak aku hubungan indah ini akan berakhir begitu saja. 

Sampai suatu ketika, kebetulan aku ada suatu keperluan mendadak yang sangat penting dan harus ke Bandung selama hampir 2 minggu. Mbak Dewita melepas kepergianku dengan berat hati. Ia tak akan sanggup bila terlalu lama berpisah denganku. aku sendiri sangat memaklumi perasaannya. Bagaimanapun selama ini tiada hari tanpa kami lewati bersama-sama. aku ingin mengajaknya turut serta namun itu berarti ia harus bolos kerja. Aku tak menginginkan itu jika ia sampai kena teguran lagipula saat itu aku tak meragukan kesetiaannya. 

Namun kenyataannya tanpa pernah kuduga sama sekali mbak Dewita melakukan kesalahan besar dan membuat geger karena tertangkap basah sedang melakukan hubungan intim dengan salah seorang dosen senior. Hanya sehari sebelum kedatanganku pulang. Fatalnya mereka melakukannya justru disalah satu ruang kantor ketika pegawai yang lain sedang mengikuti rapat rutin mingguan. Memalukannya lagi kejadian tersebut sempat menjadi tontonan gratis beberapa orang mahasiswa yang kebetulan mengetahui kejadian mesum tersebut. 

Terus terang aku sangat kecewa, malu dan sakit hati dengan perbuatannya tersebut. aku benar-benar tidak menyangka mbak Dewita tega menghianati aku dan berselingkuh dengan orang lain. aku merasa benar-benar telah tertipu dengan perasaan aku sendiri. Padahal aku sangat menyayangi mbak Dewita sebagaimana layaknya seorang kekasih bahkan calon istri. aku tidak pernah menghianati cinta aku kepadanya, karenanya ini benar-benar sangat menusuk perasaan. Akhirnya karena terlanjur malu mereka berdua menikah hanya kurang dari 1 minggu semenjak kejadian memalukan tersebut. Mbak Dewita setengah mati berusaha meminta maaf kepadaku atas segala perbuatannya. Dia mengaku khilaf dan meminta pengertianku. 

Meski dengan berat hati apapun alasannya aku berusaha memaafkan dan mengikhlaskan semuanya. aku berusaha untuk tak menemuinya lagi. Hal ini terasa terlalu sangat menyakitkan. Namun anehnya, hanya 2 hari menjelang pernikahannya entah kenapa aku merasa begitu cemburu dan ingin sekali berjumpa dengannya. Seolah tahu akan perasaan dan keinginanku, mbak Dewita ternyata memang telah menunggu kedatanganku. Tidak perlu aku ceritakan detilnya, yang jelas saat itu kembali terulang kemesraan yang biasa kami lakukan sebelum kejadian tak mengenakkan tersebut. Bahkan saking rindunya aku sampai menyebadaninya berulang-ulang kali tanpa henti selama beberapa jam. Apalagi bila melihat kemolekan dan kemulusan kulit tubuhnya yang tergeletak pasrah telanjang bulat diatas ranjang begitu mempesona penglihatanku. Membuat gairah birahiku terus bergelora seakan tak pernah padam. 

Kenikmatan demi kenikmatan kami raih dan entah sudah berapa kali kami berdua saling menyemburkan cairan kenikmatan. Rintihan dan erangan kepuasan berulang kali terdengar lembut dari mulut mungilnya yang indah. Kedua bibir merahnya selalu digigitnya gemas setiap kali kuberhasil memberinya seteguk demi seteguk anggur kenikmatan. Seakan pengantin baru hampir sepanjang siang sampai sore kami berdua menikmati indahnya surga dunia meskipun hanya sesaat itu saja. Kusadari sepenuhnya bahwa kemungkinan ini adalah terakhir kalinya kami dapat tidur bersama. Satu yang tak bisa kulupakan hingga detik ini dan sampai kapanpun juga, hasil perbuatan kami tersebut ternyata kembali membuahkan kehamilan. Hanya saja kali ini mbak Dewita sama sekali tidak menggugurkannya sebagai bukti rasa kasihnya kepadaku. 

Beruntung suaminya tidak pernah curiga dengan kehadiran anak laki-laki pertama mereka yang mukanya sangat mirip sekali denganku. Saat ini usianya hampir menginjak 4,5 tahun. Hampir 3 minggu kemudian setelah pernikahan mereka kami mulai jarang bertemu apalagi bertatap muka. Di kampus pun mbak Dewita seakan berusaha menghindar bila melihat kedatanganku. Aku berusaha mengerti atas semua sikapnya karena bagaimanapun juga ia sekarang telah menjadi milik orang lain. Aib yang ia alami dulu seolah menjadi trauma yang memalukan baginya. Hari-hari yang biasanya selalu indah ceria seakan berubah dan berbalik 180 derajat. aku sering melamun dan dilanda rasa cemburu yang berlebihan. Ingin marah tetapi entah kepada siapa. 

Pada dasarnya aku bukanlah orang pendendam, sehingga sedikitpun tidak ada keinginanku untuk membalas semua perbuatannya. Hanya saja rutinitas sex yang biasanya aku lakukan hampir setiap hari bersama mbak Dewita seakan terhenti total. Hal ini ternyata sangat mengganggu pikiran dan baru aku sadari setelah sekitar 3 minggu kebiasaan rutin tersebut terhenti. Bagaimanapun aku adalah laki-laki normal yang sebelumnya sudah terbiasa melakukan rutinitas sexual. aku kira pembaca pasti mengerti apa yang aku maksudkan. 

Itulah kenyataannya, pada mulanya aku sering merasa pusing tanpa sebab, sering sampai tidak bisa tidur dan yang paling menyiksa bila alat kelelakian aku hampir setiap saat sering tegang sendiri. Kalo sudah begitu bisa sehari semalam aku tidak bisa tidur sama sekali. aku sendiri bukanlah pria yang senang bermasturbasi atau onani. Sejak dulu bisa dikatakan hanya sekali atau dua kali saja aku melakukannya sebelum mengenal mbak Dewita. Setelah itu paling sering justru mbak Dewita sendiri yang melakukannya bila ia sudah tak sanggup lagi melayaniku atau kalau kebetulan dia sedang kepingin melakukan oral sex. 

Aku hanya tersenyum geli dan mengiyakan permintaannya yang sedikit diluar kebiasaan. Karena terus terang aku lebih senang mengeluarkan air mani aku didalam liang vaginanya. Mungkin karena saat itu aku merasa hanya mbak Dewita saja satu-satunya wanita didalam hidup ini yang paling kucintai, aku mengira hanya mbak Dewita sajalah yang memiliki (maaf) liang vagina paling nikmat di dunia. Lucu memang. Dan setiap kali bahkan sampai kapanpun aku akan selalu teringat atas segala keindahan dan pesona sexual yang dimilikinya. 

Bercinta dan bersetubuh dengannya membuatku benar-benar merasa sangat berharga dilahirkan sebagai seorang laki-laki. aku merasa bangga dan bahagia bisa melihatnya merintih merasakan kenikmatan yang kuberikan dan membuatnya orgasme hingga berkali-kali. Mbak Dewita sangat menyukai perlakuanku setiap kali aku memuasinya. Mungkin saja dia termasuk golongan wanita yang hiperaktif, karena apapun bentuk kenikmatan yang sedang dirasakannya ketika orgasme selalu diekspresikan seketika itu juga. Menjerit, memekik, menggeliat bahkan kadang sampai menendang-nendang. Bila sedang mencapai puncak mbak Dewita seakan seperti terkencing-kencing dan begitu hebat tubuhnya menggeliat sambil menyemprotkan cairan kemaluannya. 

Terkadang aku nggak pernah habis pikir bila mbak Dewita sedang berada di puncak gejolak birahinya. Bila sedang orgasme cairan yang disemburkannya relatif sangat banyak untuk ukuran wanita seperti dia. Mungkin jauh lebih banyak dibanding semburan air mani pria manapun juga. Dan uniknya mbak Dewita sanggup melakukannya berkali-kali. Bila sedang terangsang paling tidak aku harus mengulang menyetubuhinya maksimal sebanyak 7-8 kali dalam setiap permainan. Mbak Dewita selalu memuntahkan cairan orgasmenya sampai menyembur keluar dari liang vaginanya. Persis seperti air mancur kecil. Waktu itu aku tidak tahu apa setiap wanita memang begitu adanya bila sedang orgasme. Bila sudah demikian dengan sabar terpaksa aku harus mencabut keluar batang penis aku dari jepitan liang vaginanya agar cairan kewanitaannya bisa tumpah keluar. Kalau tidak, rasanya seperti sedang berada di dalam kolam renang air panas. 

Dengan manja mbak Dewita mencium bibir aku mesra lalu segera beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan kemaluan dan selangkangannya yang basah. "Mmm ...cupp ... kau hebat sekali Andy ... mmm ..sebentar akung ... aku ke kamar mandi dulu yaa ... cupp ...", bisiknya penuh kemesraan setelah orgasme pertamanya selesai. Ia tertawa kecil melihat alat kelelakianku yang basah berlendir terkena semburannya. Sementara diatas sprei juga tampak mulai basah tersiram cairan orgasmenya yang luar biasa banyaknya. "Oooh ... kau luar biasa sekali Dewita ... benar-benar membuatku terangsang ...", ujarku takjub. "O yaaa ... mmm ..sabar akung ... tunggu saja giliranmu ...mmm ...cupp ... aku juga menginginkan semburanmu Andy ...hhh .. aku ingin benih kita benar-benar menyatu akung ...mmm ..", bisiknya genit. Dua menit kemudian ia kembali lagi keatas ranjang dan menyuruhku langsung menyetubuhinya seperti semula. Demikian berulang-ulang aku selalu melakukannya sampai sebanyak 4-5 kali dan begitu pula ia selalu membersihkan diri ke kamar mandi setiap kali selesai orgasme. Selebihnya biasanya mbak Dewita hanya bisa terbaring lemas kelelahan diatas kasur. 

Ia memang sangat sensitif dan mudah sekali orgasme. Setiap kali alat vitalku menekan kedalam dan merangsang dinding vaginanya, paling tidak selama kurang lebih 2-3 menit mbak Dewita sudah mencapai klimak dan cairan orgasmenya langsung menyemprot keluar mengguyur batang kelelakianku. Karena itu, setiap kali menyetubuhinya harus aku lakukan secara perlahan-lahan. Jangan sampai penis aku menggesek liang vaginanya terlalu cepat. 

Waktu sudah menjelang sore ketika ia kembali mencapai klimak, .... kucabut keluar alat kejantananku yang liat dan panjang dari dalam jepitan liang vaginanya. Mbak Dewita sontak menggeliat dan mengejan sambil mengangkat pinggulnya keatas. Aku segera bergeser sedikit ke sisi kanan tubuhnya. Dan ... Pyuuurrr ... untuk kelima kalinya cairan orgasmenya menyemprot keluar dari sela-sela celah vaginanya membasahi selangkangannya sendiri dan sebagian sprei tempat tidur. "Fuuuhhh ... kau keluar lagi Dewita .... nikmat ya akung ...". "Aaahh ...Andy ....nngghh ......uuwwwhhh ....ooohhh ..", pekiknya keras setengah tertahan sebelum akhirnya pinggulnya terhempas kembali keatas ranjang.. Sejenak kuusap seluruh batang kejantananku yang basah kuyub dengan selimut, lalu dengan bernafsu kuarahkan kembali kepala penisku yang semakin mengkilat ke liang vagina mbak Dewita yang mulai menutup rapat lagi. 

"Aaww ...uuuuhhh .... Andy ...", rintihnya nikmat sambil memelukku lagi. Aku kembali mengayuh naik turun menggoyang tubuhnya. Memberikannya kenikmatan. Mbak Dewita hanya menatapku pasrah melihatku kembali menyetubuhinya seakan ingin membuat dirinya orgasme berulang-ulang kali tanpa henti. " Su ...sudah Andy ... a ..aku lemas sekali ... aku bisa keluar lagi ...oohh ..... ja ..jangan ... jangan sekarang Andy .... oooww ... ooww ...uuuuuhh ... yaaahh ... ", rintihnya lemas menahan nikmat ketika hanya dalam 2 menit cairan orgasmenya yang panas kembali menyembur dan seolah mendorong kepala penisku keluar. 

Untuk kesekian kali kembali kucabut batang kelelakianku dari jepitan rapat liang vaginanya. Dan ... pyuuur ... cairan orgasme mbak Dewita langsung tumpah keluar membasahi bibir kemaluan dan selangkangannya lagi. Sebagian besar langsung meresap kedalam sprei tempat tidurnya yang semakin basah lembab berair. "Wooww ... kau luar biasa sekali Dewita ... mmm ... kau cepat sekali keluar akung ...", ujarku takjub. "Nngg ...hhh ...su ..sudah Andy ... aku lemas sekali ... oohhhh ... ayo dong Andy sekarang giliranmu ... beri aku semburanmu akung ...", rintihnya lemas. "Mmm ... sebentar lagi akung ... kau menggairahkan sekali Dewita ... hhh ...aku ingin melihatmu orgasme sekali lagi ....", ujarku gemas sambil kubenamkan kembali batang penisku yang besar dan panjang ke dalam liang vaginanya. "Nngghh .... ja ..jangan Andy ...a..aaku lemas sekali ......aawww ..", rintihnya kecil ketika batang kelelakianku kembali menembus dan membelah liang vaginanya sampai menekan peranakannya. " Ooohh Dewita ... ahh ... nikmat sekali akung ....", erangku keenakan merasakan gesekan lembut dinding vaginanya yang basah dan rapat. " A.. ahh ...Andy ... a..aku bisa pingsan akung ... nnnnggghh ... ja ..jangan teruskan Andy ....aaaww ... oohh .. duh gusti ... uuuuuuuuhhh .. ooww ... ooww yaaahhh ..", pekiknya nikmat ketika begitu singkat ia kembali orgasme entah untuk kesekian kalinya. "Wooowww ... Dewitai ... kau luar biasa sekali akung ... mmm ... oohh ... vaginamu mudah sekali terangsang akung....", ujarku gemas melihatnya kembali mereguk anggur kenikmatan. 

Kurasakan cairan kewanitaannya yang menyembur hebat berusaha mendorong batang kelelakianku keluar. " Aahhh ... A...andy ... su ..sudah ..sudah akung .... aku sudah lemas sekali ...", rintihnya semakin lemah. Kupandangi wajah cantiknya yang berkeringat. Terlihat rona-rona kenikmatan yang amat sangat terbayang di wajahnya. Bibir merahnya yang mungil sedikit megap-megap mengatur napas. Aku tersenyum bahagia melihatnya. Kukecup lembut bibirnya yang hangat dan mengajaknya bercumbu untuk sesaat. "Andy ... kenapa kau belum juga keluar akung .... oohhh ..berapa lama lagi aku harus menunggumu akung ... a ...aku sudah lemas sekali Andy ...", bisiknya masih kelelahan. "Fuuhh ... nanti saja akung ... kita istirahat dulu ....", ujarku penuh kasih akung. Aku jadi tak tega melihatnya. "Andy ... jangan begitu akung ... lakukanlah ... aku juga ingin melihatmu puas ...ayo dong akung ... jangan bersikap begitu ..", bisiknya mesra. "Tapi kau masih letih Dewita .... kau bisa keluar lagi nanti ...", ujarku khawatir. "Hehh ... lakukanlah Andy ... aku tak peduli akung ... atau ...atau aku akan meng-onani alat vitalmu ...", ujarnya nakal. "Wooww ...kau nakal sekali Dewita ... tadi kau minta berhenti ... mmm ternyata kau masih kurang puas juga akung .. mmm cupp ...ok .. kau ingin melihatku puas juga akung ....", bisikku penuh gairah. Mbak Dewita tersenyum gemas lalu mencubit pinggulku mesra. "He-eh .. Andy ... kau tahu aku sangat menyukainya akung .... semburan hangatmu yang mmmm ...", bisiknya lembut penuh gairah. 

Selama kurang lebih 3 menit aku kembali menggoyang pinggul turun naik menyetubuhinya. Dinding vaginanya yang hangat dan lembut seakan meremat-remat hebat pertanda mbak Dewita akan segera orgasme kembali. "Andy ...ooh ...Andy ...duh gusti ... aku mau keluar lagi ... ooh ... oohh ja ..jangan terlalu cepat akung .. a...a ..aku... ooww ..oww ..uuuuww ....", pekiknya kuat menahan rasa nikmat. " Keluarkanlah Dewita ... yaahh ... aku ingin merasakan semburanmu ....ssshhh ...." "A...andy ... sekaraaang .....sekarang .... aakkhhhh .. oooowwwwwhgk ", teriaknya tertahan. Secepat kilat kucabut batang kelelakianku dari jepitan dinding vaginanya yang rapat lalu kugeser tubuhku kebawah sehingga mukaku kini persis berada diatas selangkangannya. Jemari tangan kananku secepat kilat meraih dan memlintir daging clitorisnya. Dan ... Pyuuuurr .... Kembali mbak Dewita memuntahkan keluar cairan orgasmenya yang bening. Begitu kuat semprotannya hingga sebagian besar sampai mengenai dan menyiram mukaku. Dengan cepat mulutku menangkap cairan kenikmatannya dan langsung kutelan nikmat. Terasa hangat dan encer. Mmmm ... tiada yang lebih nikmat dan indah kecuali merasakan seutuhnya air surgawinya. Kerongkonganku yang tadinya agak kering kini sedikit terasa lebih segar dan basah. Kukecup dan kukulum gemas pentil daging clitorisnya yang kemerahan. Sementara ujung lidahku menggapai masuk kedalam liang kemaluannya sembari menyedot sisa-sisa cairan orgasmenya yang masih merembes keluar. 

Kali ini mbak Dewita benar-benar lemas tak berdaya. Napasnya semakin megap-megap karena nikmat luar biasa yang dirasakannya. Selangkangannya benar-benar basah kuyub oleh cairan orgasme yang berulangkali ia semburkan. "Mmm ... aku menyukai rasanya akung .... aah ... kau menikmatinya Dewitaku akung ...",ujarku puas melihatnya tak berdaya. "A...andy ... a...a...aku su..sudah tak kuat lagi akung ... oohh ..a..aku seperti terkuras Andy ...", rintihnya lemas. " Aku tahu akung ... sekarang tidurlah .... kau kelihatan capek sekali ...", ujarku mesra. "Ka ..kau bagaimana sa..akung ....", bisiknya setengah bingung melihatku masih belum terpuaskan. " Sudahlah Dewita ... tidak apa-apa ...tidurlah ...", kataku pelan. 

Kupeluk mesra tubuh telanjangnya yang basah berkeringat dan menina bobokkannya. Kubelai dan kuremas lembut kedua buah payudaranya secara bergantian. " Oohh ..Andy ...aku akan memuasimu setelah ini akung ... mmhh ....hhh ..hhh..", rintihnya perlahan sambil mengatur napas. " Sudahlah Dewita ... tidurlah dulu ... nanti setelah segar kau boleh memuasi aku ...Ok ..!", bisikku penuh kasih akung. Dewita mencium bibirku sampai lama sekali sebelum akhirnya kemudian ia jatuh terlelap saking lelahnya. Wajahnya yang cantik terlihat sedikit pucat, namun tampak rona kepuasan yang tak terhingga terbayang disitu. Mulutnya yang indah merekah terlihat tersenyum. Senyum kepuasan.
Cerita Sex : Nikmatnya Mbak Dewita | ..... | 5

0 komentar:

Posting Komentar