Cerita Dewasa : Dari Sahabat ke Ranjang Jadi Istri

Cerita Dewasa : Dari Sahabat ke Ranjang Jadi Istri. Hari itu adalah hari yang sangat melelahkan. Dari jam 6 pagi hingga jam 10 malam aku bekerja. Waktu normal jam kerja ku seharusnya hanya sampai jam 2 siang saja. Namun, hari itu ada beberapa pekerjaan yang harus aku selesaikan. 

Aku adalah Toni, umurku masih 23 tahun, badanku besar tapi tidak terlalu tinggi, namun aku sudah bekerja sejak beberapa bulan yang lalu di sebuah perusahaan terkemuka di cilegon. Aku lulusan teknik mesin ITB. Aku sengaja mempercepat masa kuliah ku karena aku ingin langsung bekerja dan hidup mandiri. 
Sewaktu di ITB, aku mempunyai seorang sahabat wanita namanya Nina. Aku anggap dia sahabat karena sejak awal SMA kami memang sudah saling mengenal, saat itu ia masih mempunyai seorang kekasih. Kami saling berkenalan secara tidak sengaja di sebuah forum online. Kebetulan pula ia berasal dari kota yg sama denganku. Saat itu ia sering sekali mencurahkan isi hatinya kepadaku. Begitu pula diriku, sering sekali curhat kepadanya. Nina mempunyai wajah yang sangat cantik dan tubuh yang lumayan sempurna, rambutnya yang panjang, pinggangnya yang ramping tapi bokongnya lumayan berisi, yang spesial adalah payudaranya, tidak terlalu besar tapi kencang. Banyak cowok yang ingn menjadi pacarnya, namun semua ia tolak. Karena waktu itu ia masih mempunyai kekasih.
Hingga kami berdua saling mengenal dekat dan mengetahui rahasia kami yang tidak ada seorang pun yang tahu. Sudah sejak aku memasuki semester-semester akhir, kami tidak berhubungan dan menjalin komunikasi lagi. Kesibukanku saat itu sangat menyita waktu. Setiap hari harus menemui dosen pembimbing. Dan barulah ketika aku wisuda, aku menghubunginya lagi untuk memberitahu kabar gembira bahwa aku akan segera wisuda waktu itu. Ia pun rela datang dari jauh untuk menemui ku saat wisuda. Perasaan ku saat itu sangat senang, karena bertemu sahabat ku yang sudah lama aku tidak temui. Ketika ia datang, ia langsung memeluk ku seperti seorang kekasih.

"Toni!! Selamat yaaaa" sahut dia sambil memelukku.
"Iya, makasih banget lho udah dateng jauh-jauh. Aku senang banget ada kamu disini." jawabku sambil sedikit melepas pelukannya.
"Gapapa kok. Aku juga udah kangen banget pengen nyubit pipi kamu." sahutnya sambil mencubit pipi ku.

Hobinya memang mencubit pipiku. Walau terasa sedikit sakit, tapi aku tau itu tandanya ia sayang kepadaku. Aku sengaja tidak menjadikannya pacar walaupun saat kami sama-sama lulus, ia putus dengan pacarnya. Aku lebih memilih menjadikannya sahabat namun mesra, daripada pacaran ujungnya ribut terus. Aku juga mempunyai rencana jika aku naik jabatan nanti, aku ingin langsung menikahinya. Semoga saja rencana ku terwujud. 





Sesampai dirumah, aku mengecek BBM yang isinya sudah pasti dari Nina. Nina sekarang bekerja di sebuah yayasan sebagai marketing. Isi BBMnya ialah klo tiket ke singapura sudah ia booking. Ya, kami berencana liburan ke singapura 3 bulan lagi. Aku serahkan masalah tiket kepadanya karena ia memang sering travelling ke luar negeri. 
Aku jawab BBMnya dan langsung terkapar tidur karena tubuhku sangat lelah. Paginya, aku harus berangkat bekerja lagi. Tapi sial, motor ku mogok. Setelah ku cek ternyata busi nya hangus. Terpaksa aku harus naik angkutan umum. Tapi, ketika aku sedang menunggu bis, tiba-tiba sebuah mobil berenti di depan ku. Kaca mobil perlahan terbuka, dan kulihat wajah yang tak asing lagi aku kenal muncul. Ya, itu Nina. Sebuah kebetulan kami bisa bertemu.

"Eh, nungguin apa Ton?" sahutnya.
"Bis nih. Kampret banget motor mogok, mumpung masih jam segini, nyari bis aja deh." jawab ku
"Sini, ikut aku aja. Aku kebetulan lagi nyari sarapan nih." bujuknya
"Gak deh, tempat kerja ku kan jauh." aku sedikit menolak
"Udah, naik aja. Aku juga pengen tau tempat kamu kerja hehe." bujuknya lagi
"Oke deh, tapi tar cari sarapan dulu ya." akhirnya ku terima tawarannya. 

Aku pun menaiki mobilnya. Di perjalanan, ia bercerita bahwa ternyata ia tidak punya pacar lagi sejak terakhir ia putus dahulu. Aku sedikit senang mendengarnya. Tapi melihat wajahnya, ia terlihat sedih. Aku hibur dia sampai ia tersenyum lagi. Tidak lama, kami berenti di warung makan dan makan disana. Setelah selesai, kami bergegas pergi lagi. Dan akhirnya sampai di tempat aku bekerja.

"Nih, tempat kerja ku. Jalan dikit, sampe deh." sahutku
"Hmm. Oke deh." jawabnya
"Yaudah. Makasih banyak ya nin." sautku sambil memegang pundaknya dan mulai beranjak.
"Eh.. Tunggu ton..." ia menahan tanganku
"Apaan?" jawabku heran

Wajahnya perlahan mendekati wajahku. Dan tiba-tiba sebuah ciuman datang ke bibir ku. Itu bukan ciuman biasa. Lidahnya bermain di bibirku. Aku pun duduk lagi dan membalas ciuman itu. Sekitar 10 menit kami bercumbu di dalam mobil. Entah apa ada yang liat atau tidak. Rambut ku jadi kusut karena tangannya bermain di kepala ku selagi kami bercumbu. Tangan ku juga tidak kalah, aku remas-remas payudaranya. Terdengar ia merintih namun mulutnya masih melumat bibirku.

"Mmmh.. Udah ah, nanti keterusan. Aku kan mau kerja. Nanti aja lanjutin, tahan dulu." sahutku seraya mencabut ciumanku
"Mmmhhh.. Yaudah, padahal aku udah gak tahan." jawabnya sedikit kecewa
"Maap yah.. Gak pas sih timingnya. Nanti aja pas aku pulang, kamu ke rumah ku. Rumah ku kosong sampe minggu depan." sahut ku lagi sambil membelai wajahnya.
"Iya iya, pulang kerja aku langsung ke rumah kamu. BBM aja yah." jawabnya sedikit senang
"Siap, dah ya. Makasih ya cantik." sahutku sambil menutup pintu mobilnya

Aku segera ke toilet dan merapihkan diriku. Untung lah saat itu aku belum telat. 
Sepanjang hari aku kepikiran hal yang tadi pagi aku alami. Juga membayangkan nanti saat pulang kerja. Aku mengkhayal tubuhnya saat telanjang. Pasti sangat menggairahkan. Pasti akan membuat ku melayang. Payudaranya. Bokongnya. Sampai tidak konsen pekerjaan hari ini. 
Akhirnya jam 2, waktunya pulang. Padahal ada jemputan untuk karyawan, tapi aku memilih untuk naik angkutan umum saja, karena saat itu aku belum terbiasa alias malu dengan karyawan yang ada di jemputan. Di dalam bis, handphone ku berbunyi. Ada panggilan masuk, dan itu dari Nina.

"halo, ton? udah pulang? lagi dimana?" sapa Nina
"udah, ini lagi di dalem bis" jawabku 
"oh, yaudah. aku pulang agak magrib soalnya ada sedikit urusan. nanti aku langsung kerumah mu ya?" jawab Nina lagi
"siap nin" jawabku lagi
"hati-hati ya, muah" 

Dan langsung ia putus teleponnya. 
Sesampai dirumah, aku bergegas mandi. Rasanya panas sekali hari ini. Dan ketika aku sedang menikmati guyuran shower, aku kembali teringat kejadian tadi pagi. Dan membuat penisku berdiri tegak seketika. Di tengah guyuran shower tersebut, hasrat ku muncul. Tanpa pikir panjang, aku kocok saja penisku ini sambil membayangkan tubuhnya. Tak lama, sperma pun keluar. Aku kembali membersihkan diri. Setelah mandi, lantas ku nyalakan PC sambil menunggu kedatangan Nina. Sambil kulanjutkan satu game yang biasa aku mainkan. 

Tiba-tiba, ada yg mengetuk pintu rumah. Aku mengira itu pasti petugas air minum langganan ku. Tapi, ternyata itu Nina. Dia datang lebih cepat dari janjinya. Seketika ia memelukku dan langsung mencium bibirku. Ku tutup dan kunci pintu rumah ku selagi kami bercumbu.

"Nina! Buru-buru amat..." tanya ku kaget
"Mmmhh... Aku gak tahan lagi.... Mmhhh" ia berusaha berbicara sambil melumat bibirku
"Jangan disini, kamar aja... Mmhh" minta ku sambil membalas ciumannya

Kami pun menuju kamar sambil berciuman. Entah kenapa tiba-tiba Nina begitu horny saat itu. Aku tidak habis pikir. Sesampai di kamar, Nina langsung mendorong ku ke kasur. Aku pun terlentang pasrah dan siap menerima serangannya. Perlahan ia jalan, sambil melucuti satu persatu pakaiannya. Ku lihat tubuhnya semakin lama semakin nampak telanjang. Celana dalamnya yg berwarna putih sudah tampak basah. Kulihat payudaranya yang semakin lama muncul keluar dari bra nya. Perlahan ia mulai menjamah tubuhku. Dari kaki, tangannya perlahan meraba. Hingga tangannya meraih penisku. Di gosok-gosoknya penisku yang masih terlindung celanku. Di cium-cium pula penisku. Lalu aku bertanya.

"Nin, aku mau tanya dulu.. Kenapa kamu gini?" tanya ku heran sambil menikmati gosokannya
"Aku juga gak ngerti, tadi malem aku mimpi gituan ama kamu. Rasanya nyata dan enak banget. Aku jadi pengen ngerasain beneran" jawabnya sambil memainkan penisku
"Emang kamu pernah gituan?" tanya ku heran
"Udah waktu ama cowok ku dulu.. Makanya aku pengen lagi, apalagi setelah mimpi itu.." jawabnya sambil meremas penisku
"Aww.... Pelan-pelan nin, kenceng bgt.. Yaudah yuk hajarrrrr.." minta ku

Seketika ia menarik celana ku hingga nongol penisku yang emang tidak terlalu panjang tapi diameter lumayan besar. Nina terlihat terkejut melihatnya. Dan langsung mengulum penis ku. Di mainkannya penis ku, terlihat sangat ahli. Sedotannya, genggamannya terasa nikmat. Aku melayang dibuatnya. Ku dorong kepalanya agar semakin kencanng ia meyedot penis ku.


"Aaaaaahhhh.... Enak bener nin.... Terus niiiiinnn" rintih ku keenakan
"Mmmmmhh... I..mmm..ya...mmm" kata-katanya terpotong karena mulutnya sibuk menyedot penis ku.

Selama 10 menit ia terus memompa penis ku. Tempo nya semakin cepat hingga akhirnya aku keluar duluan.

"Aaaduuuhhh... Keluar niiinn..." teriak ku
"kok...glek...cepet amat..." sambil menelan sperma ku yg keluar
"kamu sih.. Enak banget maeninnya.. Tapi tenang masih ada ronde selanjutnya" jawab ku sambil bangkit dan menariknya ke tempat tidur.
"eehh?" iya terlihat kaget

Langsung ku telelentang kan tubuhnya yang sempurna itu. Perlahan ku jilati pahanya. Ia kejang kegelian. Tangannya hanya terlentang pasrah. Giliran ku memainkan peran ku sekarang. Ku jilati selangkangannya yang sudah basah juga. Mulai ku jilati lubang vagina nya. Ku emut dan ku cium-cium lubang itu. Nina semakin berontak kegelian dan merintih.


"mmmmhhh... Aaaahhh.... kok geliii... mmhhhh" rintihnya

Ku sodok pake jari ku lubang kenikmatan itu. Ku mainkan tepat di benda kecil yg ada di lubang itu. Semakin cepat dan makin cepat. Pinggulnya perlahan naik dan... Keluar juga. Mulut dan hidung ku basah. Dia pun orgasme. Saatnya ke gunung kembar pikir ku. Perlahan aku jilat dari perut, dan akhirnya ku daki gunung itu. Ku remas, ku sedot putingnya yg mengeras. Ku tempelkan wajah ku payudaranya. Sementara ia hanya merintih dan pasrah menikmati. 


"aaahhh...geli ton..masukin ajaa siiihh..." rintihnya

Aku pun menuruti permintaannya. Aku bangkit dan mulai memasukan penis ku ke vaginanyan. Ku mainkan dulu penis ku di tepi lubangnya. Dan perlahan ku masukan. Tanpa bantuan tangan ku, aku mulai memasukannya perlahan. Perlahan ku masuki, tubuhnya pun kegelian lagi. Tangannya memegang keras bantal yang ada di kepalanya. Akhirnya seluruh penisku sudah masuk semua. Ku dorong maju mundur perlahan. Ku dorong terus, kakinya menjepit pinggangku semakin keras. Tangannya berubah jadi meraih kepala ku. Aku pun tunduk dan mencium bibirnya. Masih dengan tempo yg lambat, aku mempush vagina nya. Lumatan bibirnya semakin tak terkendali. Tangannya mencengkram rambutku. Aku hanya mendengar napasnya saja yg sedikit terdengar. Sekitar 12 menit, ku naikan tempo. Nina makin tak terkendali. Cengkraman kaki nya semakin keras. Matanya terpejam menikmati. Sementara aku sekarang hanya melihat wajahnya sambil menaikan tempo pompa penis ku.

"mmh... aku keluar..mmhhh...aku...... keluar......" rintih Nina

Ternyata ia mau orgasme lagi, dengan nada yg rendah ia membisikannya. Seraya cengkraman kakinya semakin kencang, aku merasakan jepitan vagina nya sedikit mereda dan aku merasakan ada yang hangat.
Kucabut penis ku sebentar dan terlentang minta ganti posisi.

"hah..hah..kamu belum keluar ya? hah.." tanya ia sambil menghela nafas

"iyah...nin...duh...masih kenceng nih.. ayo..." pinta ku

Segera ia bangkit dan menaiki ku. Aku sadar ternyata Nina bukan pemain yang berisik. Ia hanya terdenger menghela nafas sedikit ketika ia menikmati. Tidak teriak seperti wanita kebanyakan.
Perlahan ia bimbing vagina nya ke penis ku. Di pegangnya penis ku dan..slep..... Penis ku menancap langsung ke vagina nya yang memang udah licin banget. Perlahan pantatnya naik turun. Tangan ku memainkan payudaranya agar tempo genjotannya makin cepat. Selama 10 menit genjotannya masih datar. Aku mulai menarik kepala nya dan mencium bibirnya agar tempo naik. Seketika tempo naik, semakin naik. Aku mulai gak tahan.

"aaaa...aku keluar nin...." teriak ku
"iya..hah...ke...hah...luarin aja...hah" jawabnya terengah

Aku pun sedikit menaikan pantat ku dan aku pun keluar juga. Sambil memeluk tubuhnya dan penis ku yang masih menancap, aku elus-elus punggungnya.


"Nin..." 
"yaa....?" 
"Nin..."

Aku tak sanggup berkata apa-apa. Selain lelah, juga sangat menikmati genjotannya, aku hanya memanggil namanya. Sementara penis ku mulai tidak tegang lagi. 

Kami pun jatuh tertidur saat itu dengan posisi tubuh Nina masih diatas tubuh ku. 
Ketika bangun sekitar jam 3 malam. Nina sudah tidak ada. Dengan tubuh yang masih telanjang, aku mencari seisi rumah, Nina tidak di temukan. Aku intip jendela ku, mobilnya sudah tidak ada. Pikirku dia pasti sudah pulang. Ketika aku melihat monitor PC, ada sebuah pesan di kertas yg menempel dengan tulisan, 

'Ton, makasih banyak ya. Walau aku lelah, tapi aku puas. Aku sengaja tidak membangunkan mu karena kamu terlihat lelah. Kapan-kapan aku minta lagi boleh ya?  
Oh iya, waktu aku bangun. Aku sempet maenin itu kamu sebentar sampe aku crot soalnya aku belum sempet keluar tadi. Hehehe
Mimpi indah ya. I love you'

Ku baca dengan sedikit tersenyum. Dan ternyata kami jadian setelah itu. Hubungan intim itu semakin sering terjadi. Di rumah ku, di mobilnya. Bahkan di hotel. Hingga setahun kemudian kami memutuskan untuk menikah. 

Dari sahabat, jadi istri. Nina sayang.
Cerita Dewasa : Dari Sahabat ke Ranjang Jadi Istri | ..... | 5

0 komentar:

Posting Komentar