Menikmati Siska yang Polos

Siska, adalah nama pacar baru Aku, kita dengan sepakat menjalin komitmen untuk memiliki hubungan yang serius sejak dua minggu lalu. Aku kenal Siska dari perkenalan salah satu temen SMA Aku dulu, yang sekarang kuliah di kampus yang sama dan masih sering bareng-bareng sampe sekarang. Sebelumnya kenalin dulu nama Aku Nandry, kuliah di salah satu universitas swasta di Jakarta. Sedangkan Siska, badannya tinggi semampai, dengan kulit putih, rambut hitam panjang ikal sebahu dengan hidung mancung dan bibir tipis, bikin Aku semakin bahagia punya pacar cantik seperti dia.

Kedekatan Aku dengan Siska berlangsung singkat. Dari awal berkenalan sampai bisa jadian hanya memakan waktu kurang dari sebulan. Mungkin karena kita dikenalkan dengan teman Aku itu memang untuk dicomblangin, dan kita sama-sama saling suka sejak awal, makanya tanpa basa-basi kita pun jadian. 
Siska, yang cantik dan baik-baik ini sangat Aku sayang. Jarang sekali kita bertengkar, apalagi karena hal-hal sepele, karena kita berdua punya komunikasi yang baik untuk mengutarakan maksud satu sama lain. Meski terlihat pendiam, namun didepan Aku, Siska pribadi yang menarik dan seru untuk diajak bicara berlama-lama.
Hubungan Aku dan Siska tanpa terasa sudah berjalan selama enam bulan. Memang belum terlalu lama, tapi untuk ukuran Aku yang lumayan playboy dan suka ganti-ganti cewek, enam bulan adalah waktu yang cukup lama untuk berpacaran dengan satu wanita saja. Ada banyak hal yang membuat Aku tetap bertahan dengan Siska, salah satunya karena sepertinya ia bukan tipe wanita penggila sex seperti kebanyakan wanita yang pernah Aku deketin dulu. Kasih sayang yang diberikan Siska pun terasa tulus untuk Aku. Selama enam bulan pacaran, Aku bahkan belum sekali pun mencium bibir Siska. Mungkin ini yang orang bilang cinta, pikir Aku. 
Waktu menunjukan pukul 11:45 malam. Kebetulan esok adalah hari ulang tahun Aku, dan Aku masih sibuk sendiri dengan video game yang Aku mainkan di kamar. Siska sendiri udah pamit tidur dari jam 9 tadi. Daripada bengong sendiri, Aku main game aja sampai pagi. Berhubung besok pun hari Sabtu, dan kosan sepi karena banyak yang sibuk dengan pacar atau teman masing-masing.
Saat Aku sedang sibuk-sibuknya dengan video game Aku, mendadak hape berbunyi yang membuat Aku cukup kaget. Rupanya ada pesan masuk, dari Siska sepertinya.
“Sayang, selamat ulang tahun ya!”, begitu pesan singkat yang dikirimkan Siska tepat di pukul 12 malam.
“Begini doang nih? Kayak gak niat banget ngucapinnya...” gerutu Aku dalam hati. Tanpa membalas pesan tersebut, Aku lanjutkan saja permainan game Aku. Sampai ada pesan masuk satu kali lagi.
“Hmm, buka pintu kosan kamu dong...” Aku mengerutkan dahi membaca pesan singkat dari Siska tersebut. Dengan cepat Aku bangun dari duduk Aku dan menuju pintu kamar. 
Begitu Aku buka pintu, Aku dapati Siska sedang berdiri tersenyum sambil memegang kue dan tiga lilin menyala diatasnya. “Selamat ulang tahun, sayang.” Ucap Siska sambil mengecup pipi Aku. Aku yang masih kaget, cuma bisa bengong. “Aku gak boleh masuk nih?” Tanya Siska.
“Oh iya, ayo masuk...” Ujar Aku. “Ngapain sih kamu malem-malem ke sini, ngerepotin aja...”
“Ya gak apa apa dong, namanya juga pacar ulang tahun, kan setahun sekali. Hihihi...” Jawab Siska dengan tawa kecilnya yang manis. Setelah duduk di atas kasur Aku, Siska mengeluarkan piring kertas dari dalam tasnya, dan segera memotong kue yang ia bawa.
“Nih kuenya, kue kesukaan kamu kan cheesecake rasa blueberry?” Kata Siska sambil menyodorkan kue.
Aku mengangguk sambil mengambil kue tersebut dan memakannya.
“Kamu jam segini di luar, nanti pulangnya gimana?” Tanya Aku. “Kosan kamu kan jam 11 malem udah dikunci pagernya?”
“Hmm, gak tau.” Jawab Siska diiringi tawa renyahnya. “Kalo aku nginep disini dulu sampai nanti pagi, boleh gak?”
“Ya boleh aja sih kalau mau, aku bisa tidur di lantai aja pakai karpet.”
“Beneran? Tapi masa ada aku, kamunya malah main game?” Tanya Siska sambil cemberut melihat layar komputer Aku yang masih menyala. 
“Hehehe, ya enggak lah.” Jawab Aku sambil mematikan komputer.
Siska pun beranjak dari kasur ke kamar mandi sambil membawa tas ransel yang ia bawa. Tidak sampai lima menit, ia keluar mengenakan kaos dan celana pendeknya untuk tidur. 
Malam itu, Aku habiskan dengan mengobrol banyak bersama Siska diiringi gelak tawa dari kami berdua. Berbagai hal kami bicarakan sambil sesekali aku merangkul Siska, dan ia mengecup pipi ku sesekali. 
“Ngomong-ngomong, aku ulang tahun, kadonya mana?”
“Oh iya, duh,” Tampak muka Siska bingung. “Tadinya aku mau kasih kamu kado, sepatu, tapi aku pesan online dari minggu lalu, sampai hari ini gak sampe juga sepatunya.” Jawab Siska memelas.
“Maaf ya sayang ya...” Tambah Siska.
“Hahaha, gak apa, aku cuma becanda kok.” Jawab Aku.
Siska lalu tertunduk diam. Aku pun merasa gak enak hati karena meminta kado. Padahal dia sudah datang malam-malam membawa kue pun sudah sangat cukup buat Aku.
“Eh, kok jadi sedih. Dibilang gak apa-apa juga” Kata Aku sambil mengangkat dagu Siska yang tertunduk.
Siska hanya tersenyum kecil.
“Aku punya kok kado buat kamu...” Kata Siska, “Tapi kamu harus tutup mata.” Pinta Siska. 
Dengan cepat Aku pun menutup mata karena penasaran dengan kado apa yang akan ia berikan. 
“Sebentar ya...”
Tiba-tiba terasa sesuatu begitu lembut dan hangat menempel di bibir Aku. Saat Aku buka mata, ternyata Siska tepat ada didepan Aku, memberikan ciuman pertamanya dengan pelan. 
Seketika itu juga birahi Aku langsung naik. Aku yang selama ini tidak menyimpan nafsu sedikitpun, mendadak punya banyak niatan setan dalam kepala Aku yang masih Aku coba tahan. 
Ciuman dari Siska bertahan semakin lama dan semakin panas begitu Aku coba memasukan lidah Aku ke dalam mulut Siska. Terdengar desahan nafas Siska yang memberat saat Aku menarik tubuhnya agar semakin dekat dengan tubuh Aku. Bisa Aku rasakan Siska berdegup kencang, begitupun Aku, terasa seperti baru pertama kali melakukan hal ini meski Aku sudah sering merasakannya dengan wanita sebelum Siska. 
Meski ada sedikit keraguan, Aku coba untuk meloloskan tangan Aku ke dalam baju Siska. Aku usap pelan perut Siska sambil tubuhnya Aku arahkan untuk tidur di kasur Aku. Tangan Aku pun semakin berani untuk meremas payudara Siska yang menyembul dari balik bra-nya. Remasan pelan Aku memberi pengaruh besar bagi Siska. Nafasnya semakin tak beraturan, di dahinya terlihat beberapa titik air keringat. Aku tidak memedulikannya, kali ini ciuman Aku turunkan ke leher. Siska sesekali menggelinjang karena geli namun tidak sedikitpun usaha untuk menghentikan apa yang Aku lakukan. 
Aku pun berusaha untuk menarik baju Siska ke atas dan membuka branya agar semakin leluasa menjamah tubuh Siska yang sintal dan putih itu. Siska sepertinya berpikiran yang sama dengan melepaskan baju Aku. Ia langsung menyerang leher Aku begitu baju Aku terbuka. Aku berusaha fokus untuk terus meremas payudaranya sambil sesekali memilin putingnya yang mungil berwarna pink.
Karena nafasnya Siska yang semakin tidak beraturan, Aku pun turun kebagian payudaranya. Aku hisap putingnya yang kiri, sambil tangan Aku meremas payudaranya yang kanan. Ritme remasan lembut, dengan hisapan kuat membuat Siska sesekali melenguh pelan.
“Uhhh, sayang, hmm, pelan pelan sayang uhh...”
Tangan Aku pun ingin menjamah lebih jauh. Celana pendek Siska yang longgar membuat Aku leluasa untuk mengusap paha sambil sesekali mengusap selangkangan Siska yang tertutup celana dalam.
“Wah, udah basah nih...” Ujar Aku dalam hati.
Nafsu yang semakin tak tertahankan membuat Aku membuka celana Siska dengan cepat. Siska sendiri mengangkat sedikit panggulnya sebagai tanda untuk melakukannya lebih jauh.
Aku letakan tangan Aku diatas vagina Siska yang sudah basah dari tadi. Vagina bersih tanpa bulu dengan labia pink merona yang cantik, membuat birahi Aku semakin tak tertahankan. 
Aku pun menciumi payudara Siska dan turun sedikit demi sedikit menciumi perutnya sampai ke atas vaginanya. Siska tidak berhenti melenguh sambil menoleh kekanan dan kekiri. 
“Uhh sayang, aaahh....” Lenguh Siska sambil menarik rambut Aku begitu lidah Aku menempel di vaginanya yang harum. Aku mainkan klitorisnya dengan lidah, sambil Aku masukan dua jari Aku ke dalam vaginanya. 
“Sayangggg.. enak uuhhh, terus sayang, terussss....” Erangan Siska semakin jadi. “Uhhh, aku mau keluar sayang, uuh...” Tarikan Siska pada rambut Aku semakin kencang. Siska pun orgasme untuk yang pertama kalinya dengan Aku. Terdengar nafasnya yang terengah-engah. Aku pun tidur disampingnya sambil melingkarkan tangan diatas perutnya.
“Uhh, sayang, kamu nakal deh...” Kata Siska sambil mencium bibir Aku sebentar. 
Aku hanya tertawa kecil.
Siska sepertinya mengerti bahwa Aku masih belum tuntas. Tanpa diberi perintah, Siska kembali mencium leher Aku. Namun kali ini, tangannya berusaha untuk meraih penis Aku yang masih bersembunyi di dalam celana. Dengan cekatan Siska melepaskan celana Aku, dan meremas pelan penis Aku. Nikmat sekali.
“Sekarang gantian ya, kamu diem aja, aku yang kerja...” Ujar Siska sambil tersenyum dan pindah ke atas penis Aku. Dijulurkan lidahnya di ujung penis Aku sambil tangannya tetap meremas pelan. 
“Hmm, iya sayang, uhh...” Lenguh Aku saat penis Aku masuk seluruhnya ke dalam mulut Siska. 
Siska terlihat begitu menikmati penis Aku, dikeluar masukannya penis Aku dari dalam mulutnya sambil sesekali lidahnya memutari penis Aku didalam mulutnya. Sensasi yang begitu luar biasa.
Setelah beberapa menit melakukan oral, Siska sedikit menaikan tubuhnya. Kali ini, ia menjepit penis Aku diantara payudaranya. Aku hanya bisa takjub dengan permainan Siska. Tidak Aku sangka, ternyata pacar Aku yang selama ini Aku kira pendiam bisa sangat liar diatas ranjang. 
“Ahhh, enak yang, iya gitu, ahhh terus yaa ahh yang ahh....” Aku benar-benar merasakan nikmat yang tiada tanding meski hanya dari payudara dan sedikit permainan lidah Siska di penis Aku. 
Aku yang sudah semakin horny karena perlakukan Siska pun menarik tubuhnya ke atas Aku lalu membaliknya agar ia ada di bawah Aku.
“Kali ini, aku masukin biar kamu yang keenakan kayak aku tadi...” Ucap Aku sambil mengecup bibir Siska. Ia hanya tersenyum.
“Sayang, ada kondom gak? Aku gak mau ah kalau gak pake kondom...” Tanya Siska. 
Aku hanya terdiam berusaha mengingat apakah masih ada kondom yang Aku simpan. Siska kembali tersenyum sambil tangannya meraih tasnya yang ada di samping kasur. 
“Nih, kado buat kamu yang lainnya...” Kata Siska manis sambil menepuk pipi Aku dengan kondom berwarna hitam. Ngerti juga soal kondom pacar Aku ini, dipilih yang bisa bikin tahan lama. Tau aja cewe gw kalo gw ga tahan lama .........Hmm, makin terangsang dan gak sabar Aku buat nikmatin tubuh pacar Aku sendiri. 
“Wah, emang ini ya tujuan dan niat kamu kesini?” Tanya Aku sambil meraih kondom dari tangan Siska. 
“Iya memang, gak suka?” Tanya Siska meledek Aku.
“Suka dong...” Jawab Aku sambil memasangkan kondom ke penis Aku yang masih tegang menantang. 
Begitu kondom sudah terpasang, Aku langsung kembali menindih Siska sambil mencium bibirnya. Tangan Siska dengan tidak sabar menuntun penis Aku tepat di depan vaginanya. Dengan pelan, Aku masukan penis Aku sedikit demi sedikit.
“Uhh, sayanggggg...”
Siska terlihat sedikit terkejut diawal, mungkin karena ukuran penis Aku yang memiliki diameter lumayan besar, sehingga agak sulit untuk memasukan ke vaginanya di awal.
“Hmmm, sayangg aaahh, terus sayanggg....” Siska melenguh kencang sambil menarik punggung Aku supaya semakin dekat dengannya.
Aku naik turunkan pinggul Aku pelan, Aku nikmati hangat, dan kencangnya vagina Siska yang sedang meremas gemas penis Aku di dalamnya, rasanya nikmat banget. Terlihat Siska sendiri menikmati sekali dari nafasnya yang kembali tidak beraturan.
Tangan Siska meremas seprai kasur Aku setiap kali penis Aku menghujam vaginanya dengan liar. Wajahnya memerah merona, keringat terlihat jelas semakin banyak di sekitar dahi dan pipinya.
“AARGGGHH, sayangggg... aku... mau keluar aarrrggghh....” Suara Siska semakin melengking begitu orgasmenya yang kedua ia alami. 
Kali ini Aku percepat genjotan penis Aku ke dalam vaginanya. Semakin mendekati klimaks, semakin dalam Aku hujam vagina Siska.
“Aku juga mau keluar sayanggggg. Sebentar lagiiii...” Saat Aku menggenjot semakin kuat, secara tiba-tiba Siska membalikan tubuhnya agar ia di atas dan Aku ada dibawahnya. Alih-alih melanjutkan genjotan Aku, Siska melepaskan kondom dari penis Aku dan memasukan penis Aku ke dalam mulutnya.
Usapan lidahnya semakin membuat Aku tidak sanggup menahan bendungan sperma di dalam penis Aku yang berusaha untuk keluar dengan cepatnya. Lidah Siska dengan penuh nafsu menyapu habis seluruh permukaan penis Aku dan membenamkan dalam mulutnya.
“Aku keluar sayang... AARGGGGHH” dan semburan sperma hangat dari dalam penis Aku memenuhi mulut Siska yang langsung ia telan seketika. Dengan telaten, Siska membersihkan penis Aku dengan mulut dan lidahnya. Terasa begitu nikmat untuk menutupi kado ulang tahun Aku kali ini.
“Gimana yang? Cukup gak kado ulang tahunnya?” Tanya Siska sambil tersenyum dan mencubit perut Aku.
“Cukup? Kuranglah. Nanti lagi kalau aku udah gak capek...” jawab Aku sambil memeluk guling disamping Aku.
“Huu, dasar...” Ujar Siska sambil berdiri dan berlalu ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Malam itu pun kita berdua habiskan dengan mengulangi hal yang sama sampai pagi. Aku pun akhirnya tahu bahwa ternyata Siska memiliki nafsu yang cukup tinggi. Meski begitu, Aku tetap mencintai Siska seperti sebelumnya, tanpa ada yang berubah, justru sebaliknya semakin bertambah.
Masih ada banyak kisah Aku dengan Siska yang lainnya yang akan Aku bagikan di sini kalau banyak permintaan dari suhu-suhu. Salam crot!
Menikmati Siska yang Polos | ..... | 5

0 komentar:

Posting Komentar